Narasimuria.com, Pati – Sekelompok Mahasiswa dari Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati melakukan studi kunjungan di Wisata Batik Juwana, (Selasa, 21/11/23). Dalam kegiatan ini diberikan pemaparan oleh Bapak Tamyiz, instruktur batik Pati dan sekaligus pemilik Batik Yuliati Warno di Desa Langgenharjo Juwana.
Tamyiz menceritakan bahwa awal mula ia menekuni usaha batik dimulai di tahun 2007 ketika masih kuliah. “Saya merintis usaha batik ini, saya mulai dari sektor pemasaran terlebih dahulu. Karena dalam dunia entrepreneurship yang dibutuhkan masyarakat adalah produk apa yang banyak diminati oleh masyarakat.” ungkapnya.
Tamyiz memilih menekuni dunia batik karena pada tahun 2007 negara yang tergabung pada UNESCO meyakini bahwa batik merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan dan dijaga eksistensinya. Oleh karena itu, ketika UNESCO menetapkan batik sebagai bentuk warisan budaya, Tamyiz menekuni usaha batik yang memiliki ciri khas pesisir di Pantai Utara Jawa Tengah seperti motif Ikan bandeng dan gambar pertanian.
Semakin berkembangnya usaha batik di nusantara, hal itu menjadi kabar baik bagi pengrajin batik dalam negeri untuk terus berinovasi dan berlomba-lomba dalam menggambar maupun membantik sesuai dengan kearifan lokal masing-masing.
Setelah sesi pemaparan, mahasiswa melakukan praktek membantik. Dalam proses membantik yang dibutuhkan adalah konsentrasi dan teliti untuk menghasilkan karya yang baik. Prosesnya juga melalui beberapa tahap mulai dari menggambar, mencanting, memberi warna, penjemuran, pencucian, dan finishing.
Hal penting dari beberapa proses di atas adalah kontinyu. Bagi calon entrepreneurship yang ingin menekuni dunia batik tersebut harus benar-benar konsisten dan istikamah supaya hasil batik tulis tersebut bisa memberikan kepuasan tersendiri bagi para konsumen.

 

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *